Skip to Content
Loading...
Bina Amal
Bina Amal
Online
Assalamualaikum... 👋
Ada yang bisa dibantu?

“POJOK KELUARGA” “Melejitkan Fitrah 1”

 


(0leh : Muhammad Waimin, S.Pd)

 

1. Anak Terlahir dalam Keadaan Fitrah

            Anak itu terlahir dalam keadaan fitrah. Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, yang artinya sebagai barikut :

“Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi”

            Hadist ini menekankan bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan memiliki potensi dasar untuk menerima kebenaran Islam. Namun lingkungan dan pendidikan dari orang tuanya sangat mempengaruhi dan membentuk keyakinan agama anak tersebut. Tetapi di masyarakat justru banyak orang tua yang mengabaikan realita ini dengan sadar ataupun tidak sadari, langsung ataupun tidak langsung, justru banyak orang tua yang menjauhkan anak dari fitrahnya.

            Banyak orang tua dalam mendidik anak-anak mereka fokusnya pada hal-hal yang sifatnya duniawi lupa dengan bekal akhirat. Orang tua lebih bangga pada anak mereka yang nilai akademik/raportnya bagus, sementara tentang bagaimana sholat mereka dan akhlaqnya kadang malah lupa diperhatikan. Orang tua memimpikan anak-anaknya sukses urusan dunianya seperti jadi pejabat, sukses usaha, kekayaan, keterkenalan, dan lain-lain, tetapi membiarkan atau tidak mendorong anak-anak mereka untuk dapat mencari bekal akhirat secara maksimal dan menjadi ahli syurga yang mendapatkan cinta dan keridhaan Allah SWT.

Maka sudah semestinya kita semua harus merubah cara pandang ini dan merubah bagaimana mendidik anak-anak agar mereka dapat melejitkan fitrahnya. Sehingga mereka semua dapat menjadi penyejuk mata bagi kedua orang tuanya karena keshalehan, berbaktinya kepada kedua orang tuanya, dan banyaknya kebaikan yang mereka lakukan dengan potensi yang mereka miliki untuk keselamatan di dunia dan akhirat.

2. Apa itu Fitrah...?

Berdasarkan beberapa hal yang telah dijelaskan sebelumnya, penting bagi orang tua untuk memahami dengan benar dengan tepat dan benar agar dapat melejitkan fitrah anak dalam mendidik mereka. Sesuai kontek hadist riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim tentang anak terlahir dalam keadaan fitrah, maka berarti keadaan suci bawaan atau dia muslim (beragama Islam), ini merujuk pada kesadaran naluriyah untuk mengakui Allah SWT sebagai pencipta dan kebenaran ajaran-Nya.

Fitrah itu artinya suci, bersih, putih tidak ada noda karena membawa dosa turunan dari kedua orang tuanya. Dan fitrah adalah sifat dasar yang melekat pada anak sejak dilahirkan. Fitrah itu baik dan menyenangkan. Orang tua dan lingkungan sekitar memiliki peran krusial dalam dalam membantuk keyakinan dan karakter anak. Merekalah yang akan memberikan pendidikan dan ajaran yang akan menentukan apakah anak akan menjadi penganut agama Yahudi, Nasrani atau Majusi.

Sehingga bagaimana anak-anak dapat melakukan proses tumbuh kembang sesuai dengan fitrahnya sangat bergantung pada bagaimana orang tua mendidik mereka. Maka fokus pada upaya yang terencana dengan baik, maksimal dilakukan, dan berkelanjutan untuk menumbuhkan dan melejitkan fitrah anak harus menjadi perhatian utama bagi setiap orang tua.

3. Bagaimana Melejitkan Fitrah

Dalam proses pendidikan anak yang dilakukan oleh orang tua di rumah agar dapat melejitkan fitrah anak, perlu dilakukan langkah dan upaya pendidikan yang terencana dengan baik, dilakukan dengan maksimal, berkelanjutan, dan terevaluasi mencakup beberapa hal sebagai berikut : menanamkan aqidah yang lurus dan kokoh, bersemangat untuk beribadah dengan baik dan benar, membangun akhlaqul karimah (budi pekerti) dengan keteladanan, menumbuhkan rasa cinta pada Al-Qur’an, dan dalam mendidik harus menjaga keseimbangan orientasi dunia dan akhirat.

Menanamkan aqidah yang lurus dan kokoh menjadi hal pertama dan sangat penting orang tua dalam mendidik anak agar mereka memiliki pondasi yang kokoh. Sebab saat pondasinya kokoh menyangkut kepercayaan pada pada Allah SWT yang Maha Esa, menjadi pusat pengharapan dan bergantungnya anak dalam mengarungi kehidupan, tidak memiliki anak dan diperanakan, serta tidak ada sekufu bagi Allah SWT, menjadi prasyarat penting bagi anak untuk menghadapi tantangan kehidupan, mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Mendidik anak untuk bersemangat ibadah dengan baik dan benar merupakan upaya mengaktualisasikan aqidah yang lurus dan kokoh dalam tataran realita (empirik), karena Allah SWT menciptakan jin dan manusia semata untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah seperti sholat, puasa, dzikir, tilawah Al-Qur’an, zakat, haji, dan lain-lain adalah bukti ketaatan manusia pada Allah SWT.

Orang tua agar dapat melejitkan fitrah anak juga harus dapat membangun akhlaqul karimah anak (budi pekerti) melalui keteladanan. Sebab dalam pendidikan realitanya pendekatan yang paling efektif untuk menumbukan dan mengembangkan akhlaqul karimah adalah keteladanan. Hal ini sesuai dengan teori imitasi, yaitu menjelaskan bagaimana seseorang mempelajari dan mengadopsi perilaku, sikap, atau pengetahuan melalui pengamatan dan peniruan. Dimana dalam proses imitasi melibatkan tahap perhatian (mengamati model), retensi (mengingat perilaku), reproduksi motorik (meniru gerakan), dan motivasi atau penguatan (memiliki dorongan untuk meniru)

Dalam Islam Al-Qur’an menjadi pedoman hidup (why of life atau bayanul hayat). Sehingga untuk dapat melejitkan fitrah, orang tua harus berusaha keras untuk mendidik anak dekat dan mencintai Al-Qur’an. Adapun langkah-langkah yang dilakukan agar anak dekat dan mencintai Al-Qur’an orang tua perlu melakukan ; pertama memperdengarkan ayat Al-Qur’an sejak dini baik yang keluar langsung dari lisannya (membaca dan menghafal dekat anak) atau dengan alat bantu, berikutnya orang tua perlu memberikan teladan dekat dengan Al-Qur’an dengan rutin membaca Al-Qur’an dihadapan anak-anaknya, dan terakhir orang tua siap mengantarkan anak untuk belajar Al-Qur’an di TPQ atau menyekolahkan mereka di sekolah yang memiliki program baca tulis Al-Qur’an dan tahfidzul Qur’an.

Selanjutnya agar dapat melejitkan fitrah anak orang tua harus mendidik anak perlu menjaga keseimbangan muatan atau kemampuan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan juga muatan atau kemampuan untuk melakukan investasi dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Bahkan sangat penting ditekankan pada anak-anak, agar amal baik di dunia yang sedang mereka lakukan menjadi sarana untuk melakukan investasi akhirat. Sehingga di akhirat nanti mereka mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah SWT. Aamiiiin...

 

Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?