- Diposting oleh : Humas Bina Amal
- pada tanggal : Desember 09, 2025
“POJOK KELUARGA”
“Biarkan Mereka Bermain 2”
(0leh : Muhammad Waimin, S.Pd)
1. Era Revolusi Industri 4.0 dan Kemajuan Kehidupan
Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan kemajuan teknologi digital yang luar biasa, mendatangkan kemanfaatan bagi perkembangan kehidupan yaitu kemudahan akses dan hubungan antar manusia di seluruh belahan bumi. Hubungan antar manusia dan antar bangsa seakan tidak ada sekat. Kerena kemanjuan teknologi dikital dunia terasa semakin dekat dan sempit.
Perkembangan teknologi digital yang luar biasa ini sangat berpengaruh pada perubahan dan pencapaian kemanjuan yang luar biasa hampir di semua aspek kehidupan. Dalam bidang ekonomi dan transportasi berkembang pesat bisnis online. Dalam bidang pendidikan berkembang dengan baik pembelajaran daring lewat berbagai macam aplikasi. Bidang pertahanan dan keamanan berkembang drone dan pesawat tanpa awak. Demikian juga di bidang pemerintahan, kesehatan, seni budaya dan lain-lain.
Adanya gadget (gawai) yaitu perangkat elektronik kecil yang dirancang dengan fungsi khusus untuk membantu pekerjaan manusia dan menawarkan fitur-fitur baru yang canggih, seperti smartphone, tablet, dan smartwach sangat membantu aktifitas dan pekerjaan manusia. Apa yang dilakukan oleh manusia baik aktifitas atau pekerjaan menjadi lebih efisien, efektif, dan produktif.
Namun demikian kemajuan teknologi digital yang luar biasa, disamping memberikan dampak positif bagi perkembangan kehidupan, juga perlu dicermati dan diperhatikan dampak negatif yang bisa ditimbulkan terutama terkait dengan proses tumbuh kembang anak.
2. Revolusi Industri 4.0 Dampaknya pada Proses Perkembangan Anak
Kemajuan teknologi digital yang luar biasa realitanya menimbulkan berbagai macam masalah dalam kehidupan. Merebaknya judol yang merusak sendi kehidupan dan keluarga menjadi masalah pelik yang membutuhkan penanganan serius. Banyak keluarga yang gagal dan hancur mahligai rumah tangga yang telah dibangun bertahun-tahun hanya karena judol. Angka perceraian meningkat tajam akibat judol. Karena judol disamping menguras uang keluarga juga mengakibatkan ketagihan.
Banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan anaknya pada gadget. Mereka para orang tua hanya berfikir sederhana dan praktis, yang penting anak bisa diam dan nyaman di rumah. Tetapi tidak memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan seperti anak yang kecanduan game. Sehingga berpengaruh pada perkembangan psikologis dan mental mereka. Anak yang menjadi sangat individualis dan sangat lemah dalam melakukan sosialisasi bersama teman sebaya dan lingkungannya. Sehingga dalam diri mereka tidak bertumbuh dengan baik sikap empati dan simpatik pada orang lain.
Banyak anak-anak yang mengakses situs-situs yang buruk dan tidak layak untuk dikonsumsi yang menimbulkan beberapa akibat perilaku negatif seperti ; pergaulan bebas, pornografi, pornoaksi, merebaknya geng negatif dan budaya tawuran, mengkonsumsi miras, narkoba, dan terlibat dalam jaringan pengedar narkoba, banyak remaja putri yang terjebak dalam lingkaran setan bisnis portitusi, serta banyak bentuk keburukan lain yang kuantitas dan kualitasnya semakin meningkat.
Bahkan dalam dunia pendidikan teknologi digital yang semestinya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, justru yang terjadi banyak hal negatif yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil riset di negara Finlandia (negara paling baik pendidikannya) menunjukan hal-hal negatif seperti ; siswa menjadi pemalas, kurangnya konsentrasi siswa, kemampuan menulis dan membaca siswa lemah karena mereka dimanjakan dengan tulisan-tulisan instan di gadget, dan realitanya penggunakan teknologi digital secara masif tidak dapat memberikan hasil optimal pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam kontek tumbuh kembang anak teknologi digital seperti smartphone, tablet, dan lain-lain telah merampas dunia bermain anak, merengut keceriaan dan kebahagian anak yang natural, mematikan daya fantasi dan kreativitas anak terkait lingkungan sosial dan alam yang ada disekitarnya, dan secara esensial telah mematikan nilai-nilai kemanusiaan anak tentang bersosialisasi, sikap simpatik, empati, peduli, dan lain-lain.
3. Urgensi Bermain dalam Proses Tumbuh Kembang Anak
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Orang tua dan para pendidik yang bijak, adalah mereka yang memberikan ruang, waktu, dan kesempatan kepada anak untuk dapat bermain sesuai dengan dunianya. Mereka yang tahu terhadap pendidikan anak adalah mereka yang berusaha maksimal menyediakan fasilitas, tempat, ruang, dan waktu yang dibutuhkan untuk bermain bagi anak-anak mereka.
Kekeliruan yang besar dan mestinya tidak perlu terjadi, saat melihat anak-anak kita mencoreng-moreng dinding rumah, merusak maianan yang baru saja dibelikan dengan susah payah, berlarian kesana-kemari, bergurau dan terus bergurau dengan saudara-saudara atau temannya, orang tua kemudian tersulut emosinya, selanjutnya memaki dan marah-marah pada mereka. Sebab coreng moreng morengnya dinding, mainan yang rusak, dan lain-lain seberapapun mahalnya, tidak sebanding dengan mahalnya harga hati yang menjadi retak. Tidak sebanding dengan mahalnya harga terampasnya keceriaan dan tercerabutnya masa depan. Adalah sikap yang tidak tepat, saat anak berbincang dengan dinding sambil mencoreng-morengnya, berbicara dengan boneka dan mainannya, justru orang tua bersikap negatif dan gelisah dengan kondisi tersebut, yang sebenarnya hal yang wajar terjadi, sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Kalaupun orang tua mengetahui anaknya bermain dengan peralatan dan permainan yang membahayakannya, akan lebih baik orang tua kemudian memintanya dengan cara yang baik, mengalihkan dengan tidak mengurangi keasyikan mereka, atau berikannlah mainan pengganti seperti model peralatan tukang, memasak, dan lain-lain. Atau kalaupun anak kita membandel tidak mau dinasehati dengan kelembutan, orang tua bisa menasehati dengan ketegasan, dengan nada yang ditinggikan (marah), tetapi semata-mata karena cinta pada mereka. Dan ini hal yang sulit. Karena marah harus dengan cinta, yaitu marah yang disadari (bukan diluar kontrol), meskipun tinggi nadanya, tetapi pilihan bahasanya baik, setelah kondisinya mereda orang tua harus berani minta maaf, sebab terpaksa harus marah pada mereka, lalu peluklah mereka dengan sepenuh cinta dan kasih sayang. Sampaikanlah alasan mengapa orang tua terpaksa harus marah, atas tindakan yang dilakukan mereka.Tetapi orang tua yang terbaik adalah mereka yang mampu menahan diri, kerena menyadari dunia anak adalah dunia bermain. Tentu mereka menyadari, bahwa mereka (para orang tua), pernah melakukan hal yang sama, dengan intensitas, waktu, kondisi, dan tempat yang berbeda.
Harus juga dibangun sebuah kesadaran, bahwa bermain bagi anak adalah yang sangat penting dan pasti dilalui dalam tahapan perkembangan mereka. Orang tua harus memahami pentingnya bermain bagi anak-anak mencakup hal-hal sebagai berikut ; 1) bermain menjadi sarana untuk mengeskpresikan diri anak terkait dengan berbagai macam pengalaman yang pernah mereka dapatkan, 2) bermain menjadi sarana untuk mengembangkan potensi kecerdasan, jiwa, dan fisik anak, 3) bermain menjadi aktifitas terbaik untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, 4) bermain dapat menjadi sarana untuk melatih daya imajinasi dan fantasia anak, dan 5) dengan bermain anak mendapatkan sekian banyak pengalaman yang berharga, mendalam, kegembiraan, dan kebahagiaan.
