Skip to Content
Loading...
Bina Amal
Bina Amal
Online
Assalamualaikum... 👋
Ada yang bisa dibantu?

 


 

Deep Learning atau pembelajaran mendalam di PAUD adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep dan penguasaan kompetensi secara mendalam dalam cakupan materi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful) dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir , olah hati, olah rasa dan olah raga.

Tentunya, pembelajaran mendalam hadir sebagai solusi untuk bisa mewujudkan 8 dimensi profil lulusan yaitu keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan dan komunikasi.

Pada jenjang pondasi yaitu PAUD, pembelajaran mendalam bisa di definisikan sebagai suatu proses ketika anak benar- benar memahami suatu konsep pembelajaran tertentu, bukan hanya menirukan atau menghapal saja. Anak betul- betul terlibat secara aktif, berpikir, mencoba, bertanya dan menemukan suatu hubungan antar berbagai pengalaman lintas ilmu.

Pembelajaran mendalam memberikan anak suatu kesempatan untuk mengalami, mencoba berkali- kali, memperbaiki dan menemukan solusi atau pola melalui eksplorasi yang mereka lakukan sendiri. Saat anak- anak menghubungkan pengalaman- pengalaman itu, otaknya bekerja untuk membentuk pemahaman baru. Ketika hubungan itu tiba- tiba “klik” dan anak merasa “Oh aku paham”, maka disitulah tercipta “AHA Moment”.

 

         Pada kegiatan pembelajaran di kelas B1, muncul sebuah  AHA moment yang dialami oleh Hafiz. Melalui percobaan penyaringan air dengan bahan sederhana (pasir, batu, tanah, dan kapas), Hafiz menemukan sendiri bahwa air yang semula keruh dapat berubah menjadi lebih bening setelah melalui beberapa kali proses penyaringan.

         Sebagai guru, momen ini menjadi refleksi penting bahwa pembelajaran berbasis pengalaman langsung mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, pemahaman konsep, serta kepercayaan diri siswa. Hafiz tidak hanya memahami teori tentang penyaringan air, tetapi juga merasakan sendiri proses perubahan yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan eksperimen sederhana dapat memberikan dampak besar terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran, sekaligus menumbuhkan sikap ilmiah dan rasa bangga pada diri siswa.

 

 

Pada kegiatan pembelajaran dengan topik Mitigasi Bencana dengan sub topik tanah longsor, muncul pula  sebuah  AHA moment yang dialami oleh Nadya. Nadya melakukan eksperimen sederhana tentang tanah longsor. Ia menyiapkan dua jenis tanah: satu ditanami tanaman, dan satu lagi dibiarkan tanpa tanaman. Ketika percobaan dilakukan, Nadya menemukan sendiri bahwa tanah yang ditanami tanaman tetap kokoh dan tidak longsor, sedangkan tanah tanpa tanaman mudah mengalami longsor. Saat itu Nadya merasakan sebuah AHA moment yang luar biasa—ia menyadari betapa pentingnya peran akar tanaman dalam menjaga kestabilan tanah. Wajahnya tampak penuh rasa kagum dan bangga karena berhasil menemukan sendiri jawaban dari percobaannya.

Saya sebagai guru melihat moment ini sebagai bahan refleksi bahwa pembelajaran kontekstual sangat efektif, karena siswa dapat melihat langsung hubungan antara teori dan praktik. Peran aktif siswa dalam menemukan jawaban sendiri lebih bermakna dibandingkan hanya menerima penjelasan guru. Nilai karakter yang tumbuh seperti kepedulian terhadap alam dan tanggung jawab menjaga lingkungan dapat tumbuh melalui pengalaman nyata.

 

         Di kelas, Annas mengalami sebuah AHA moment yang menarik melalui percobaan sederhana dengan kopi. Ia membuktikan sendiri bahwa kopi tanpa gula terasa pahit, sedangkan kopi yang diberi gula terasa manis. Namun, dari pengamatannya ia juga menemukan hal baru: walaupun gula yang dimasukkan ke dalam gelas cukup banyak, jika jumlah kopi juga banyak maka rasa pahit tetap mendominasi. Saat itu Annas tampak kagum dan bangga karena berhasil menemukan sendiri hubungan antara jumlah bahan dan rasa yang dihasilkan. Lalu muncul pula pemahaman baru yaitu takaran gula dan takaran kopi harus seimbang. Momen ini menunjukkan bahwa pengalaman langsung mampu menumbuhkan pemahaman mendalam sekaligus rasa ingin tahu siswa.

Berbagai AHA moment yang luar biasa yang terjadi di kelas B1 seperti melihat air keruh berubah menjadi jernih, eksperimen tanah longsor serta percobaan membuat minuman kopi adalah fondasi pembelajaran mendalam yang sangat sarat makna bagi diri setiap anak. Dari pengalaman nyata, anak tidak hanya mengingat fakta, tetapi juga merasakan makna dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Inilah yang membuat pembelajaran di usia dini menjadi berkesan dan membentuk karakter belajar sepanjang hayat.

Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?