Skip to Content
Loading...
Bina Amal
Bina Amal
Online
Assalamualaikum... 👋
Ada yang bisa dibantu?

Siapkah Anak Kita Masuk SD?


Sebagai seorang guru TK, saya melihat bahwa kesiapan anak masuk SD bukanlah semata- mata anak sudah menguasai tentang calistung (baca, tulis dan hitung), tetapi lebih luas mencakup tentang aspek sosial emosional, kemandirian serta keterampilan dasar belajar.

Dari sudut pandang seorang guru, kesiapan yang biasanya sudah harus bisa dilakukan anak ketika mereka masuk SD, antara lain anak sudah mampu duduk tenang dalam waktu tertentu, anak mampu mengikuti instruksi dan aturan sederhana dari guru, anak bisa bekerjasama dengan teman yang lain serta anak sudah berani mengungkapkan pendapat walau mungkin kata- kata yang diungkapkan masih sederhana. Poin yang lebih penting Adalah membangun minat belajar anak, rasa ingin tahu serta mengenalkan kebiasaan belajar yang menyenangkan. Dengan begitu, anak yang nantinya masuk SD akan tumbuh rasa percaya dirinya, bukan perasaan tertekan.

Sedangkan dari sudut pandang beberapa orangtua yang saya temui, mereka mengalami kekhawatiran diantaranya anak mereka belum lancar membaca, menulis atau berhitung, anak belum bisa mengurus dirinya sendiri (terkait toilet training serta membereskan tas), sulit bergaul dengan teman yang lain serta kelelahan secara fisik karena perubahan aktivitas di Sekolah Dasar yang begitu padat.

·      Peran Orang Tua dan Guru dalam Mendampingi Kesiapan Calistung

Masa transisi dari Taman Kanak-kanak (TK) ke Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu momen penting dalam perjalanan pendidikan anak. Banyak orang tua yang mulai bertanya-tanya: “Apakah anak saya sudah siap masuk SD?” atau “Haruskah anak saya sudah lancar membaca, menulis, dan berhitung (calistung) sebelum masuk SD?”.

Menurut Kurikulum Merdeka, syarat utama anak masuk SD bukanlah sudah bisa calistung, melainkan kesiapan secara menyeluruh. Artinya, anak yang siap masuk SD adalah mereka yang:

1.      Siap secara emosi – mampu berpisah sementara dengan orang tua, mengendalikan emosi sederhana, serta mau mengikuti aturan.

2.      Siap secara sosial – bisa bekerja sama, berbagi, serta berinteraksi dengan teman dan guru.

3.      Siap secara motorik – baik motorik halus (memegang pensil, menggunting) maupun motorik kasar (berlari, melompat).

4.      Siap secara kognitif – memiliki rasa ingin tahu, mampu mengenal simbol, angka, huruf, serta berpikir sederhana.

Dengan kata lain, calistung memang penting, tetapi bukan satu-satunya indikator kesiapan anak.

 

·      Bagaimana dengan Calistung?

Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung adalah bekal penting untuk jenjang SD. Namun, setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda. Ada anak yang sudah lancar calistung di TK, ada juga yang baru mulai belajar ketika masuk SD.

Yang terpenting adalah anak tidak merasa tertekan. Jika calistung dipaksakan terlalu dini, anak bisa kehilangan rasa percaya diri atau bahkan jenuh belajar.

·      Solusi dari Guru dan Orang Tua

Peran Guru TK

  • Memberikan stimulasi bertahap: guru mengenalkan huruf, angka, dan simbol melalui permainan, lagu, dan kegiatan menyenangkan.
  • Membiasakan anak mandiri: melatih anak untuk merapikan barang, bertanya, serta menyelesaikan tugas kecil.
  • Menciptakan suasana belajar positif: anak belajar dengan senang hati, tanpa tekanan.

Peran Orang Tua

  • Mendukung di rumah: orang tua bisa membacakan buku cerita, bermain berhitung sederhana, atau menulis lewat kegiatan sehari-hari.
  • Memberi contoh positif: tunjukkan bahwa membaca dan berhitung itu menyenangkan, bukan kewajiban yang menakutkan.
  • Menghargai proses: setiap anak unik, jangan membandingkan dengan anak lain. Apresiasi usaha kecil yang mereka lakukan.

Kesiapan anak masuk SD Adalah tanggung jawab Bersama anatar guru dan orangtua. Guru berkewajiban mempersiapkan suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Sedangkan menumbuhkan kebiasaan baik dan dukungan emosional di rumah.

 Orang tua tidak perlu merasa cemas yang berlebihan jika anak belum lancar calistung ketika hendak masuk SD. Yang lebih penting adalah anak memiliki kesiapan mental, sosial dan kemandirian.

Dengan dukungan dan kolaborasi antara guru dan orang tua, anak akan lebih percaya diri, lebih  mudah beradaptasi, termotivasi untuk belajar serta siap menempuh perjalanan belajarnya di sekolah dasar. Ingatlah, proses belajar adalah perjalanan panjang dan setiap langkah kecil anak Adalah suatu pencapaian besar.

Bottom of Form

 

Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?