- Diposting oleh : Humas Bina Amal
- pada tanggal : September 30, 2025
Purwati Anisa Dewi, S.Pd.Gr.
Aku masih berjibaku di depan layar laptop dengan serangkaian tugas-tugas Pelatihan Guru Mendalam. Hingga, pada masanya aku terpilih menjadi guru peer teaching dari kelompokku. Tidak mudah untuk menyusun RPM (Rencana Pembelajaran Mendalam) yang harus dipraktikan esok harinya. Senja itu, aku masih bergulat dengan pikiranku. Di tengah bisingnya jalanan dan lalu lalang kendaraan. Kira-kira seperti apa nantinya peer teaching yang akan suguhkan di depan kelas yang sebagian besar diikuti oleh guru-guru senior di Kota Semarang yang mungkin jam terbang terbang mereka lebih mumpuni dari diriku sendiri. Pikiranku pun menarawang diantara cahaya traffic light yang mulai berpijar. Bukankah, peer teaching yang baik harus berdasarkan pada RPM (Rencana Pembelajaran Mendalam) yang matang ?
Bagiku, mengikuti Pelatihan Pembelajaran Guru Mendalam bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban atau pun menyelesaikan tugas demi tugas di tengah –tengah IN ataupun ON dan OJT tetapi lebih dari itu, ada sebuah berkesadaran dalam berpikir untuk bertumbuh dan berkembang. Tentu, saja hal tersebut harus dimulai dari gurunya terlebih dulu untuk menerima segala perubahan di dunia pendidikan, terutama dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Mengajar bukan hanya sebatas transfer ilmu untuk menyelesaikan materi, mengorek hasil ulangan murid, hingga memberikan nilai atau remedial ketika tidak sesuai dengan KKM. Lebih dari itu, mengajar bagiku adalah cinta dalam mendidik sehingga mereka mampu berpikir dan bertumbuh secara mendalam. Hal ini, dikuatkan dalam proses Pembelajaran Mendalam yang digaungkan tahun ini. Pembelajaran Mendalam bukanlah sebuah kurikulum baru untuk menggantikan Kurikulum Merdeka yang saat ini berada di tengah-tengah kita melainkan Pembelajaran Mendalam sebuah konsep untuk melengkapi atau menyempurnakan Kurikulum Meredeka itu sendiri.
Murid –murid tidak hanya memahami materi yang diajarkan guru. Tetapi, di dalam desain pembelajaran nya mengandung beberapa hal untuk mendukung pembelajaran itu sendiri, yaitu dimensi profil kelulusan, lintas disiplin ilmu untuk bersinergi dengan materi pelajaran lain, praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran dengan bekerjasama dengan lingkungan sekitar atau narasumber yang sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan, lingkungan pembelajaran itu sendiri.
Selain itu, di dalam langkah-langkah pembelajaran juga mengandung dua hal yaitu, prinsip pembelajaran dan pengalaman pembelajaran itu sendiri. Dua hal itulah, yang nantinya akan memandu guru untuk menumbuhkan kesadaran berpikir pada murid sehingga mereka mendapatkan pengalaman pembelajaran melalui materi yang diajarkan guru yang terkandung dalam prinsip pembelajaran itu sendiri. Murid tidak hanya mampu memahami, mengaplikasikan, dan merefleksi materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari tetapi materi yang diajarkan dapat membuat murid berkesadaran, bermakna, menggembirakan sehingga mereka mampu meraih AHA Momen ketika memecahkan suatu masalah dalam proses diskusi atau menyelesaikan proyek yang diberikan guru. Dari sinilah, nantinya profil kelulusan akan tumbuh sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Riuh suasana peer teaching mulai menghias kelas. Pak Sarno, guru pamong PPG ku pernah berpesan kepada kami kala itu. Salah satu tercapainya pembelajaran adalah murid-murid akan bahagia dengan materi yang kita ajarkan. Bu Yosi, dosen pembimbingku kala itu pernah berpesan kepada kami tentang prinsip Manajemen Tuhan, sebuah prinsip untuk saling menginspirasi antarsesama bukan untuk saling bersaing untuk melihat siapa yang terbaik. Dari sinilah, awal mula langkahku dalam membuat video pembelajaran. Setelah peer teachingku mendapat sambutan yang begitu hangat dan tidak terlalu banyak masukan dari fasilitator ataupun guru – guru lainnya.
Sebelum membuat video pembelajaran, tentunya aku harus mengkaji ulang dan memperbaiki RPM (Rencana Pembelajaran Mendalam) yang telah kususun. Kemudian, dilanjutkan dengan membangun kemitraan sesuai dengan materi yang akan kuajarkan, yaitu Memahami Teks Deskripsi Berdasarkan Peristiwa dan Perasaan. Adapun, Praktik Pedagogis, yang kugunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan diskusi kelompok, studi pustaka, literasi digital, dan presentasi menggunakan windows shopping.
Setelah itu, aku pun menguatkan kembali langkah-langkah pembelajaran dengan menyesuaikan prinsip dan pengalaman pembelajaran dalam setiap sintak model PBL itu sendiri. Take video berjalan dengan semangat dan menyenangkan. Murid-murid ku seakan menemukan pembelajaran yang berbeda. Mereka tidak hanya hadir mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia tetapi, mereka mendapatkan pengalaman yang baru tentunya. Diawali, dari penyampaian permasalahan utama, kemudian dilanjutkan dengan pengorganisasian melalui pembentukan kelompok, penyelidikan dengan cara mengamati dan mendeskripsikan objek atau peristiwa yang telah ditentukan. Dalam hal ini Latihan Upacara 17 an, Perpustakaan, dan Bina Mart (mini market sekolah). Anak-Anak sangat antusias mengikuti pembelajaran, terutama aku meminta dua orang diantara mereka membantuku untuk mengambil foto dan video yang nanti nya kubutuhkan untuk mengedit video pembelajaran yang akan kumpulkan. Setidaknya, mereka langsung mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna karena aku meminta mereka untuk mengedit video pembelajaran.
Pagi itu, setelah proses video pembelajaran telah usai seperti biasanya jadwal OJT mulai menyapa disusul dengan jadwal berikutnya. Tak disangka, video pembelajaranku terpilih dan dibedah sebagai perwakilan rumpun bahasa dalam pelatihan tersebut. Itu, artinya untuk kesekian kali aku akan maju ke depan untuk berbagi inspirasi di depan teman-teman sejawat. Banyak, yang memuji video pembelajaran yang kutampilkan. Aku pun menyampaikan jika proses kreatif ini berasal dari murid-muridku. Mulai, dari pengambilan angel dan proses sinematografinya. Tidak ada salah nya jika sebagai guru juga belajar dari murid-murid kita ? Untuk saling memberikan inspirasi dalam membangun konsep pembelajaran mendalam pada pembelajaran kita. Ada Apa Dengan Cinta ? Sudahkan kita memberikan cinta sesuai dengan Pembelajaran Mendalam yang telah dipelajari saat ini melalui pelatihan demi pelatihan?