Skip to Content
Loading...
Bina Amal
Bina Amal
Online
Assalamualaikum... 👋
Ada yang bisa dibantu?

Workshop Service Excellence Bina Amal: Layanan Prima Guru Dimulai dari Hati dan Keikhlasan

 

Semarang, 23 Agustus 2025 — Yayasan Wakaf Bina Amal kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan mutu pendidikan, kali ini melalui Workshop Service Excellence yang menghadirkan trainer nasional Kiki F. Wijaya. Acara yang berlangsung di BPTIK Semarang ini diikuti oleh ratusan guru dan tenaga kependidikan dari seluruh unit sekolah Bina Amal.


Layanan Prima, Pilar Pendidikan

Ketua Yayasan Wakaf Bina Amal, Ir. H. Johan Rifai, dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh prestasi akademik, melainkan juga oleh kualitas layanan yang diberikan sekolah.

“Service Excellence adalah kunci. Guru, karyawan, dan seluruh elemen sekolah harus mampu menghadirkan pelayanan terbaik, ramah, dan tulus. Dengan demikian, sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga menjadi ruang yang nyaman dan dipercaya oleh siswa serta orang tua,” ungkap Johan Rifai.


Level Kepuasan dan Dimensi Layanan

Dalam materinya, Kiki F. Wijaya menjelaskan bahwa orang tua maupun siswa memiliki jenjang kepuasan terhadap layanan guru. Ada tiga level utama, yaitu:

  1. OKE → Cukup, ketika layanan dianggap sekadar memenuhi kebutuhan dasar.

  2. AHA → Senang, ketika layanan lebih ramah dan menyenangkan.

  3. WOW → Sangat Senang, ketika layanan penuh ketulusan dan melampaui ekspektasi.

Selain itu, Kiki juga memaparkan lima dimensi kualitas layanan (RATER): Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, dan Responsiveness. Dimensi ini menjadi tolok ukur penting agar sekolah mampu menjaga mutu dan kepercayaan publik.


Suasana Seru dengan Games Inspiratif

Workshop berlangsung interaktif. Kiki menghadirkan beberapa games baru yang menggugah semangat, mencampuradukkan emosi, sekaligus memberikan pengalaman reflektif. Peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengalami langsung bagaimana sikap, komunikasi, dan kerja sama memengaruhi kualitas pelayanan.

Bapak Oktora, salah satu peserta, memberikan kesan positifnya.

“Acara ini sangat luar biasa. Kami belajar bagaimana cara menghargai sesama teman kerja, bagaimana memberikan pelayanan dari hati kepada siswa dan orang tua, serta bagaimana mengenal diri sendiri melalui penilaian teman sejawat. Mungkin yang selama ini kita lakukan sudah terasa baik, namun ternyata sikap dan perilaku kita masih bisa dinilai kurang oleh orang lain. Dari sini saya belajar untuk terus memperbaiki diri,” ujarnya.


Menghadapi Komplain dengan Bijak

Kiki juga mengajarkan bagaimana guru maupun tenaga kependidikan menghadapi keluhan dari orang tua atau siswa. Langkah yang ditekankan antara lain: mendengarkan dengan seksama, menyampaikan permintaan maaf, mengulang kembali keluhan agar jelas, mengakui kekurangan, menawarkan solusi, dan menutup dengan ucapan terima kasih serta komitmen perbaikan.

Menurutnya, kemampuan menghadapi komplain secara elegan adalah salah satu bentuk nyata service excellence.


Pesan Penutup: Bekerja dengan Ikhlas

Di penghujung acara, Kiki memberikan pesan mendalam tentang keikhlasan.

“Guru harus bekerja dengan hati. Jangan terlalu banyak mengeluh atau kecewa dengan pekerjaannya. Kalau itu yang terjadi, lebih baik berfikir kembali. Jangan sampai meludah di piring yang dipakai untuk makan, atau meludah di sumur yang airnya diminum. Jadikanlah pekerjaanmu sebagai panggilan jiwa, bukan sekadar untuk bertahan hidup atau batu loncatan,” tegasnya.


Komitmen Bersama

Workshop ditutup dengan doa bersama dan komitmen seluruh peserta untuk mengimplementasikan nilai-nilai service excellence dalam keseharian di sekolah. Dengan semangat kebersamaan, Yayasan Wakaf Bina Amal menegaskan tekadnya untuk menghadirkan pendidikan Islam yang unggul, ramah, dan bermanfaat luas bagi masyarakat.
















 


Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?