- Diposting oleh : Humas Bina Amal
- pada tanggal : Agustus 21, 2025
Setiap manusia pasti menghadapi masa-masa sulit dalam hidupnya. Ada yang diuji dengan kesehatan, ada yang diuji dengan ekonomi, ada pula yang diuji dengan rasa takut dan ketidakpastian menghadapi masa depan. Bahkan tidak jarang, ujian itu datang bertubi-tubi, seakan-akan tidak memberi kesempatan bagi kita untuk bernapas.
Namun, di balik semua itu, Islam mengajarkan sebuah konsep yang sangat menenangkan: bahwa pertolongan Allah datang selalu sebanding dengan kadar ujian yang kita hadapi. Semakin berat ujian, semakin besar pula pertolongan Allah yang akan turun.
Hadis tentang Pertolongan Allah
Rasulullah ﷺ bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
إِنَّ الْمَعُونَةَ تَأْتِي الْعَبْدَ مِنَ اللهِ عَلَى قَدْرِ الْمَئْنَةِ
"Sesungguhnya pertolongan dari Allah datang kepada seorang hamba sesuai dengan kadar kesulitannya."
Hadis ini mengandung makna yang dalam. Jika seorang hamba diuji dengan masalah sebesar 70%, maka pertolongan Allah pun hadir sebesar 70%. Tidak kurang, tidak lebih. Pertolongan itu selalu hadir seiring dengan kadar ujian.
Karena itu, kita tidak perlu khawatir berlebihan. Jika masalah datang besar, maka yakinlah pertolongan Allah juga akan datang besar. Jika ujian datang sangat berat, maka pertolongan Allah pun akan turun dengan cara yang tidak kalah dahsyat.
Iman dan Keyakinan kepada Allah
Namun, kunci dari semua ini adalah iman. Allah berfirman dalam hadis qudsi:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku."
Artinya, pertolongan Allah bergantung pada sejauh mana keyakinan seorang hamba. Jika kita berprasangka baik kepada Allah, maka pertolongan itu benar-benar datang. Tetapi jika kita pesimis, berprasangka buruk, maka yang datang adalah kesempitan demi kesempitan.
Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an:
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ (QS. Az-Zariyat: 22)
"Dan di langit terdapat rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu."
Ayat ini mengingatkan kita bahwa sumber rezeki, sumber pertolongan, dan segala janji Allah datangnya dari langit, bukan dari bumi. Bukan dari manusia, bukan dari jabatan, bukan dari perusahaan. Pertolongan datang hanya dari Allah.
Ujian adalah Jalan Menuju Pertolongan
Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang terdahulu pun mengalami ujian yang sangat berat sebelum datang pertolongan-Nya:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ... أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ (QS. Al-Baqarah: 214)
"Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang cobaan seperti orang-orang sebelum kalian? Mereka diuji dengan kesengsaraan dan guncangan, hingga Rasul dan orang-orang beriman bertanya: kapankah pertolongan Allah datang? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
Ayat ini menegaskan bahwa ujian adalah syarat untuk meraih pertolongan. Bahkan para nabi dan orang saleh pun diuji dengan berat. Maka tidak mungkin seorang hamba berharap mendapatkan surga atau pertolongan Allah tanpa melalui proses ujian.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ
"Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka."
Jadi ujian bukanlah tanda murka Allah, melainkan justru tanda cinta. Dengan ujian, Allah ingin meningkatkan derajat kita, menghapus dosa-dosa kita, dan mendekatkan kita kepada-Nya.
Pertolongan Pertama: Kesabaran
Kadang pertolongan Allah belum langsung datang dalam bentuk solusi. Namun Allah menurunkan kesabaran sebagai pertolongan awal.
Nabi ﷺ bersabda:
وَإِنَّ الصَّبْرَ يُؤْتَى الْعَبْدَ عَلَى قَدْرِ الْمُصِيبَةِ
"Dan sesungguhnya kesabaran itu diberikan kepada seorang hamba sesuai dengan kadar musibah."
Jika musibah datang besar, maka Allah pun menurunkan kesabaran yang besar. Jika musibah datang kecil, maka Allah menurunkan kesabaran yang kecil. Semua sesuai ukuran.
Kesabaran ini bukan karena kekuatan kita, melainkan karunia dari Allah. Allah-lah yang menurunkan kesabaran itu ke dalam hati, sehingga seorang hamba bisa bertahan sampai datang jalan keluar nyata.
Bahaya Bisikan Setan
Namun, hati-hati. Dalam kondisi sulit, setan akan membisikkan rasa takut, rasa cemas, dan rasa putus asa. Allah berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ
"Setan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan dan menyuruh berbuat kejahatan..." (QS. Al-Baqarah: 268)
Setan menakut-nakuti seolah-olah masa depan kita suram, seolah-olah kita akan miskin, gagal, dan tidak punya harapan.
Padahal Allah menjanjikan sebaliknya:
وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا
"...Sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya."
Jadi, pilihan ada di tangan kita: apakah mengikuti bisikan setan yang menakut-nakuti, atau janji Allah yang menenangkan.
Optimisme: Jalan Menuju Pertolongan
Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk selalu optimis. Beliau bersabda:
يُعْجِبُنِي الْفَأْلُ
"Aku kagum dengan sikap optimis."
Optimisme adalah bagian dari iman. Sebab orang yang optimis berarti yakin pada janji Allah, yakin bahwa pertolongan itu dekat, yakin bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan.
Allah menegaskan dalam Al-Qur’an:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (QS. Al-Insyirah: 5-6)
"Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."
Kalimat ini diulang dua kali untuk memberikan penegasan, agar tidak ada lagi keraguan dalam hati seorang mukmin.
Jalan Praktis Mendatangkan Pertolongan
Agar pertolongan Allah benar-benar datang, ada beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan:
-
Perbaiki Shalat
Shalat adalah kunci pertolongan Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
"Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat." (QS. Al-Baqarah: 45) -
Perbanyak Doa dan Istighfar
Doa adalah senjata seorang mukmin. Dengan doa, seorang hamba mengekspresikan ketergantungannya kepada Allah. -
Jauhi Maksiat
Dosa adalah penghalang turunnya pertolongan Allah. Maka semakin bersih diri dari maksiat, semakin dekat pertolongan itu datang. -
Perkuat Tawakal
Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha maksimal.
Penutup
Hidup memang tidak lepas dari ujian. Tetapi yakinlah, setiap ujian selalu sebanding dengan pertolongan yang Allah turunkan. Tugas kita hanyalah beriman, bersabar, dan berprasangka baik kepada Allah.
Jika kita selalu mengingat janji Allah, maka setiap kesulitan akan terasa ringan. Dan jika kita selalu optimis, maka setiap ujian akan menjadi jalan menuju kebaikan yang lebih besar.
Semoga Allah meneguhkan hati kita, melapangkan jalan keluar dari setiap masalah, dan menjadikan setiap ujian sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Wallahu a‘lam bish-shawab.