Skip to Content
Loading...
Bina Amal
Bina Amal
Online
Assalamualaikum... 👋
Ada yang bisa dibantu?

KB-TKIT Bina Amal 03 Tanamkan Nilai Kemanusiaan Sejak Dini Lewat Kisah Nabi Ibrahim dan Seekor Semut

 


Semarang, 1 Agustus 2025 — Suasana cerah dan penuh semangat menyelimuti halaman KB-TKIT Bina Amal 03 pagi ini. Setelah melaksanakan kegiatan rutin berupa doa bersama dan senam pagi, para siswa tampak antusias mengikuti kegiatan spesial bertema "Tolong-Menolong Sesama Umat Allah" yang merupakan bagian dari program pembelajaran karakter di sekolah ini.

Kegiatan edukatif ini menghadirkan Kak Udin, seorang penggiat kemanusiaan yang dikenal dekat dengan dunia anak-anak, terutama karena gaya mendongengnya yang atraktif dan menyenangkan. Kak Udin hadir bersama boneka maskot kesayangannya, Momo, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak.

Untuk mencairkan suasana dan membangun semangat, kegiatan dibuka dengan lagu anak-anak “Balonku Ada Lima” yang dinyanyikan bersama. Anak-anak bernyanyi dengan riang gembira, bahkan beberapa di antaranya ikut menari mengikuti irama lagu. Kehangatan interaksi ini menjadi pembuka sempurna untuk sesi mendongeng yang sarat makna.

Kisah Inspiratif Nabi Ibrahim dan Semut Kecil

Setelah suasana semakin akrab, Kak Udin mengajak anak-anak untuk mendengarkan kisah inspiratif tentang Nabi Ibrahim dan seekor semut kecil. Dengan suara yang ekspresif dan gaya penceritaan yang penuh warna, Kak Udin menghidupkan kisah perjuangan Nabi Ibrahim dalam menegakkan tauhid di tengah kaumnya yang menyembah berhala.

Dalam kisah tersebut, Nabi Ibrahim dengan gagah berani menghancurkan berhala-berhala yang disembah kaumnya. Tindakannya ini membuat Raja Namrud marah besar dan memerintahkan pasukannya untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Di saat semua orang menyaksikan peristiwa ini, datanglah seekor semut kecil yang dengan susah payah membawa setetes air untuk memadamkan api besar yang menyala-nyala.

Meskipun semut itu tahu bahwa setetes airnya mungkin tidak berarti apa-apa di tengah kobaran api, namun niat dan keberaniannya menjadi simbol penting dari semangat tolong-menolong yang tulus, tanpa pamrih.

“Kadang bantuan kita terlihat kecil. Tapi Allah melihat ketulusan di hati kita,” ujar Kak Udin di hadapan anak-anak yang menyimak dengan seksama. Candaan yang sesekali dilontarkan membuat anak-anak tak hanya terhibur, tetapi juga lebih mudah menyerap pesan moral dari kisah yang dibawakan.

Mengaitkan Kisah dengan Realita Kemanusiaan

Dalam bagian akhir dongengnya, Kak Udin mengaitkan kisah tersebut dengan realitas dunia saat ini. Ia menyinggung kondisi saudara-saudara di Palestina yang sedang mengalami penderitaan. Dengan bahasa yang lembut dan mudah dipahami anak-anak, Kak Udin menjelaskan bagaimana pentingnya menunjukkan kepedulian terhadap sesama umat manusia, tak peduli seberapa kecil kontribusi yang bisa diberikan.

“Semut kecil itu mengajarkan kita untuk peduli. Sama seperti kita bisa membantu saudara-saudara kita di Palestina, meski dengan doa, kepedulian, atau berbagi dari hal yang sederhana,” ungkap Kak Udin, sembari memeluk boneka Momo yang ikut mengangguk setuju, membuat anak-anak tersenyum.

Kegiatan ditutup dengan penuh kekhusyukan melalui lantunan sholawat bersama. Suara anak-anak yang lembut namun semangat menggema di halaman sekolah, menciptakan suasana yang khidmat dan damai.

Menanamkan Empati dan Kepedulian Sejak Usia Dini

Kepala KB-TKIT Bina Amal 03, Ibu Nur Isnaeni S.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen sekolah untuk membentuk karakter peserta didik sejak usia dini. “Kami ingin membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga punya hati yang lembut, peduli terhadap sesama, dan memiliki semangat tolong-menolong,” ujarnya.

Menurutnya, kegiatan mendongeng dengan muatan nilai-nilai kemanusiaan seperti ini sangat efektif untuk usia anak-anak. “Pesan-pesan moral menjadi lebih mudah ditangkap, dan kegiatan ini membuat anak-anak merasa belajar sambil bermain,” tambahnya.

Ibu Neni juga menegaskan bahwa penanaman karakter seperti ini akan terus menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di KB-TKIT Bina Amal 03. Ke depannya, berbagai kegiatan lain akan digelar untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari anak-anak.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Melalui kegiatan ini, para guru berharap bahwa nilai-nilai seperti empati, kepedulian, dan tolong-menolong bisa menjadi bagian dari karakter anak-anak dalam kesehariannya. Meski masih kecil, anak-anak memiliki daya serap yang sangat tinggi terhadap teladan yang baik.

“Jika semut saja bisa menjadi contoh dalam membantu orang lain, apalagi kita sebagai manusia. Inilah yang ingin kami tanamkan kepada anak-anak: setiap tindakan baik, sekecil apa pun, sangat berarti,” pungkas Kak Udin sebelum berpamitan.

KB-TKIT Bina Amal 03 membuktikan bahwa pendidikan karakter tidak harus selalu dalam bentuk ceramah panjang atau teori yang rumit. Melalui pendekatan sederhana, hangat, dan menyenangkan, pesan besar bisa ditanamkan dalam hati anak-anak—sebuah langkah kecil yang akan berdampak besar dalam membentuk generasi penerus bangsa yang peduli dan berakhlak mulia.






 

 

 

Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?