- Diposting oleh : Humas Bina Amal
- pada tanggal : Juli 30, 2025
Oleh : Ika Fauziyah M, S.Pd
Pendahuluan
Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Bina Amal 02 merupakan satuan pendidikan anak usia
dini yang tidak hanya mengembangkan aspek kognitif, sosial, emosional, dan motorik anak,
tetapi juga menanamkan nilai-nilai Islami sejak usia dini. Sebagai bagian dari pendidikan
karakter yang utuh, TKIT Bina amal 02 menempatkan nilai-nilai keimanan, akhlak mulia, dan
adab Islami sebagai dasar pembentukan pribadi anak.
Dalam proses belajar, pendekatan pembelajaran mendalam menjadi sangat relevan dengan
karakteristik TK Islam Terpadu. Pendekatan ini tidak hanya memfokuskan pada “apa yang
dipelajari”, tetapi juga “bagaimana anak belajar” dan “mengapa hal tersebut penting dalam
hidupnya sebagai hamba Allah”. Anak diarahkan untuk memahami makna, mengalami
langsung, serta merefleksikan pembelajaran dalam kerangka tauhid. Pembelajaran mendalam
berbasis nilai-nilai Islam mendorong anak untuk mengenali ciptaan Allah, mengaguminya, dan
mengambil pelajaran darinya.
Isi
1. Hakikat Pembelajaran Mendalam di TK IT Bina Amal 02
Pembelajaran mendalam di TKIT Bina Amal 02 adalah pembelajaran yang:
• Mengaitkan ilmu dengan nilai-nilai keislaman dan kebesaran Allah SWT.
• Mendorong anak berpikir kritis, bertanya, dan merenung.
• Menghubungkan antara pengalaman belajar dengan kehidupan sehari-hari.
• Menumbuhkan akhlak mulia dan kesadaran spiritual.
Sebagai contoh, ketika anak belajar tentang tumbuhan, guru tidak hanya mengenalkan bagian-
bagian yang ada di tanaman, tetapi juga mengajak anak merenungkan ayat Al-Qur’an tentang
ciptaan Allah (seperti QS. An-Nahl: 11), mengamati tumbuhan di sekitar sekolah, dan
menyebutkan manfaatnya dalam kehidupan manusia.
2. Integrasi Nilai Islam dalam Proses Pembelajaran Mendalam
Ciri khas TK Islam Terpadu adalah integrasi nilai keislaman dalam seluruh aspek kegiatan
belajar. Dalam konteks pembelajaran mendalam, integrasi ini terjadi pada setiap tahapan
sebagai berikut:
a. Tahap Orientasi dan Eksplorasi
Guru membuka pelajaran dengan mengaitkan tema dengan tauhid atau kebesaran Allah. Anak
diajak mengingat Allah sebagai Pencipta segala hal dan mendorong mereka untuk bertanya
serta mengeksplorasi topik melalui kisah nabi, ayat Al-Qur’an, atau pengalaman pribadi.
Contoh: Saat memulai tema “Air”, guru membacakan QS. Al-Anbiya: 30 yang menyatakan
bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dari air, lalu anak diajak menyebutkan aktivitas harian
yang memerlukan air.
b. Tahap Investigasi dan Pengalaman Langsung
Anak melakukan kegiatan konkret yang memperdalam pemahaman mereka, seperti
eksperimen, permainan, atau pengamatan. Dalam setiap aktivitas, guru terus menanamkan
sikap Islami: jujur, sabar, tanggung jawab, dan menghargai ciptaan Allah.
Contoh: Anak melakukan percobaan menyaring air kotor. Guru mengaitkannya dengan
pentingnya menjaga kebersihan karena kebersihan adalah bagian dari iman.
c. Tahap Refleksi dan Ekspresi
Anak diajak merefleksikan hasil belajarnya. Dalam kegiatan refleksi juga mencakup aspek
spiritual: rasa syukur kepada Allah, mengingat pesan moral dari kisah nabi, dan mendoakan
agar ilmu bermanfaat. Anak bisa mengekspresikan hasilnya melalui gambar, bercerita,
bernyanyi, atau doa.
Contoh: Setelah belajar tentang lebah, anak menggambar sarang lebah dan mengucapkan
“MasyaaAllah” atas keindahan dan manfaat ciptaan Allah, serta mengingat pelajaran dari QS.
An-Nahl: 68–69.
3. Peran Guru sebagai Teladan dan Aktivator
Guru di TK IT Bina Amal 02 memiliki peran strategis:
• Sebagai uswah (teladan): Guru menunjukkan akhlak Islami dalam tutur kata, cara
mendidik, dan perlakuan terhadap anak.
• Sebagai murabbi (pendidik ruhani): Guru membantu anak mengenal Allah melalui
pengalaman belajar sehari-hari.
• Sebagai aktivator pembelajaran mendalam: Guru menciptakan suasana belajar yang
aman, menyenangkan, dan mendorong anak untuk berpikir serta merasa dekat dengan
Allah SWT.
Guru harus merancang lingkungan belajar yang tidak hanya kaya rangsangan, tetapi juga kaya
nilai. Setiap sudut kelas bisa menjadi media penguatan nilai Islami, seperti papan adab harian,
serta alat main yang bernuansa Islam.
4. Keterlibatan Orang Tua dan Sinergi Lingkungan
TK IT Bina Amal 02 sangat menekankan kemitraan dengan keluarga. Pembelajaran mendalam
akan lebih kuat bila berlanjut di rumah. Orang tua diajak untuk:
• Membaca buku Islami bersama anak.
• Menceritakan kisah nabi yang relevan dengan tema.
• Mengajak anak berdzikir, berdoa, dan bersyukur dalam aktivitas harian.
• Melibatkan anak dalam kegiatan sosial, seperti berbagi makanan, membersihkan
rumah, atau membantu tetangga.
Lingkungan sekolah juga perlu mendukung pembelajaran mendalam berbasis Islam melalui
kegiatan rutin seperti:
• Tadabbur alam bersama.
• Projek kebun sekolah.
• Kegiatan peduli sosial anak.
• Kunjungan edukatif, dll
5. Manfaat Pembelajaran Mendalam di TKIT
Dengan penerapan pembelajaran mendalam yang terintegrasi dengan nilai-nilai Islam, anak
akan:
• Memiliki pemahaman konseptual yang kuat.
• Mengembangkan fitrah keimanan secara alami.
• Memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial.
• Tumbuh sebagai pribadi yang bertauhid, berakhlak, dan cinta ilmu.
Pendekatan ini juga memupuk kecakapan abad 21 seperti kolaborasi, pemecahan masalah, dan
refleksi, namun tetap dalam bingkai adab dan iman.
Penutup
Pembelajaran mendalam di TK IT Bina Amal 02 merupakan bentuk pendidikan yang tidak hanya
mencerdaskan secara intelektual, tetapi juga membentuk karakter dan ruhiyah anak secara
menyeluruh. Dalam pendekatan ini, setiap kegiatan belajar menjadi jalan untuk mengenal
Allah, mengagumi ciptaan-Nya, dan menumbuhkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata
anak.
Guru sebagai pendidik utama di sekolah, serta orang tua sebagai pendidik pertama di rumah,
harus berjalan bersama untuk memastikan proses belajar anak usia dini berlangsung secara
mendalam, bermakna, dan Islami. Dengan sinergi ini, insyaAllah akan tumbuh generasi Rabbani
yang cerdas, mandiri, dan berakhlak mulia sejak usia dini.
Daftar Pustaka
• Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023). Modul Penyusunan
Rancangan dan Implementasi Inkuiri Kolaboratif Secara Terstruktur. Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan.
• Ikatan Guru Indonesia. (2022). Panduan Kurikulum Merdeka PAUD Berbasis Nilai Islam.
Jakarta: IGI Publishing.
• Rahman, A. (2017). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
• NAEYC. (2020). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs
Serving Children from Birth through Age 8. Washington D.C.: NAEYC.
• Al-Qur’an Al-Karim.