- Diposting oleh : Humas Bina Amal
- pada tanggal : Juli 26, 2025
“Maka Allah memberi kita satu lidah dan dua telinga agar kita lebih banyak mendengarkan daripada bicara.”
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dikelilingi oleh berbagai macam interaksi dan komunikasi. Setiap hari kita berbicara, berkomentar, berpendapat, bahkan mengkritik. Tapi sering kali, tanpa sadar, ucapan kita menyakiti, merusak hubungan, atau bahkan menjerumuskan kita dalam dosa. Dalam Islam, lidah adalah salah satu anggota tubuh yang sangat kecil namun memiliki dampak yang luar biasa besar terhadap kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa berbicara bukanlah sekadar kebiasaan atau aktivitas biasa, melainkan sebuah tanggung jawab. Setiap kata yang keluar dari mulut kita akan dicatat oleh malaikat, sebagaimana firman Allah:
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
(QS. Qaf: 18)
Mengapa Menjaga Lidah Itu Penting?
Lidah bisa menjadi sumber pahala yang tak terhingga, namun juga bisa menjadi penyebab utama seseorang masuk neraka. Banyak orang yang rajin salat, berpuasa, dan beramal, tetapi gagal menjaga lidahnya. Mereka bisa tergelincir dalam ghibah, fitnah, mengumpat, berdusta, atau menyakiti hati orang lain.
Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang diridhai
Allah, padahal ia tidak menganggapnya penting, namun karena itu Allah
mengangkat derajatnya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba
mengucapkan suatu kata yang dimurkai Allah, padahal ia tidak
menganggapnya penting, namun karena itu dia terjerumus ke dalam neraka
Jahannam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ucapan ringan bisa sangat menentukan nasib kita kelak. Sebuah celaan yang sepele, candaan yang menyindir, atau komentar negatif bisa menjadi bencana jika tidak kita kontrol.

Allah Menciptakan Satu Lidah dan Dua Telinga
Renungkanlah bagaimana Allah menciptakan kita: dengan dua telinga dan satu lidah. Ini bukan tanpa makna. Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan:
“Jika seseorang ingin berbicara, hendaknya dia berpikir dahulu. Jika tampak baik, maka lanjutkan. Jika ada keraguan, maka diam lebih baik.”
Dua telinga mengajarkan kita untuk lebih banyak mendengarkan. Mendengarkan adalah tanda kebijaksanaan, kesabaran, dan akhlak mulia. Orang yang terbiasa mendengar akan lebih peka terhadap perasaan orang lain, tidak cepat bereaksi, dan lebih matang dalam bersikap.
Sebaliknya, orang yang suka bicara tanpa kendali cenderung ceroboh, mudah menyakiti, dan bisa jatuh dalam banyak dosa. Allah tidak menjadikan lidah kita bercabang dua, melainkan satu—sebuah isyarat bahwa berbicara harus satu arah: jujur, baik, dan sesuai syariat.
Bahaya Lidah yang Tak Terjaga
Ada beberapa dosa besar yang berhubungan langsung dengan ucapan:
- Ghibah (menggunjing)
Ghibah adalah membicarakan keburukan saudara kita di belakangnya, walaupun itu benar adanya. Allah menyamakannya seperti memakan bangkai saudara sendiri (QS. Al-Hujurat: 12). - Namimah (adu domba)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.”
(HR. Muslim) - Dusta (berbohong)
Dusta adalah jalan menuju kemunafikan. Rasulullah ﷺ memperingatkan kita akan bahayanya berbohong, meskipun dalam hal kecil atau bercanda. - Menghina, mencela, dan berkata kotor
Islam melarang keras ucapan yang menyakiti, menghina fisik, atau mencela sesama. Orang mukmin tidak akan berkata kotor atau kasar.
Menjaga Lidah, Menjaga Hati
Salah satu cara paling efektif menjaga hati adalah dengan menjaga lidah. Hati yang bersih akan memantulkan ucapan yang bersih pula. Maka dari itu, menjaga lidah bukan hanya tentang diam, tetapi juga tentang memilah dan memilih kata, serta menghindari ucapan sia-sia.
Dalam sebuah atsar, Umar bin Khattab berkata:
“Barang siapa yang banyak bicaranya, maka banyak pula kesalahannya. Barang siapa yang banyak salahnya, maka sedikit rasa malunya. Dan barang siapa yang sedikit rasa malunya, maka hilanglah kehormatannya.”
Sungguh, nasihat ini sangat dalam dan relevan sepanjang zaman.
Tips Islami Menjaga Lidah

Berikut beberapa langkah praktis untuk menjaga lidah menurut ajaran Islam:
- Berzikir dan membaca Al-Qur’an
Isi waktu luang dengan zikir dan tilawah, maka lidah akan sibuk dengan kebaikan. - Berpikir sebelum berbicara
Jangan tergesa-gesa. Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ini bermanfaat? Apakah ini menyakiti?” - Perbanyak mendengarkan
Latih diri untuk menjadi pendengar yang baik, agar tidak mudah menyela atau berkomentar. - Jauhi debat kusir
Berargumen tanpa tujuan kebaikan hanya akan menimbulkan permusuhan. - Minta maaf jika keliru bicara
Jangan malu untuk meminta maaf jika pernah menyakiti lewat ucapan. - Bersahabat dengan orang yang baik lisannya
Teman yang baik akan mengingatkan dan memberi teladan yang baik dalam berbicara.
Penutup: Keselamatan Terletak pada Lidah
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang hal yang paling perlu dijaga untuk keselamatan dirinya. Rasulullah menunjuk mulut beliau dan bersabda:
“Tahan ini.”
Itulah lidah. Maka jika kita ingin selamat dunia akhirat, jagalah lidah. Karena satu kata bisa menyelamatkan, satu kata bisa membinasakan.
Ingatlah, satu lidah dan dua telinga adalah pesan Tuhan agar kita lebih banyak mendengar, belajar, dan merenung—daripada asal bicara. Semoga Allah memberi kita kemampuan untuk menjaga ucapan, menahan emosi, dan menebar kebaikan dengan kata-kata yang menyejukkan.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي لِسَانِي وَاجْعَلْهُ نَاطِقًا بِالْحَقِّ
“Ya Allah, perbaikilah lisanku dan jadikanlah ia berkata yang benar.”
Aamiin.